Beberapa hari yang lalu FPI kembali menggelar aksinya, yang kali ini
dilakukan di sekitar Masjid Istiqlal, kali ini yang akan kita bahas bukan aksi
112 itu sendiri tetapi pemberian jalan kepada pasangan Non Muslim yang hendak
menikah di Katedral yang terletak tepat didepan Masjid Istiqlal.
Melihat aksi FPI yang memberikan jalan dan terlihat memayungi pasangan yang
hendak menikah tersebut, banyak pihak mengapresiasi tindakan yang dilakukan FPI
tersebut. Tetapi apakah tindakan ini perlu "diapresiasi"?
Dikutip dari Detik News, berikut pernyataan salah satu anggota FPI atas
aksi pengawalan pernikahan 11 Februari silam.
Ilham menegaskan peristiwa itu adalah
bukti toleransi umat Islam terhadap umat lain.
"Yang kita benci itu bukan agamanya, tapi orangnya. Kalau kita benci agamanya, nggak mungkin mereka (pengantin -red) kita kawal," ujar Ilham.
"Yang kita benci itu bukan agamanya, tapi orangnya. Kalau kita benci agamanya, nggak mungkin mereka (pengantin -red) kita kawal," ujar Ilham.
"Yang kita benci orangnya bukan agamanya" pernyataan ini agaknya
terdengar ganjil karena diucapkan oleh anggota FPI, yang dianggap oleh cukup
banyak orang dengan sebutan "Ormas Preman" pemberian label
"preman" ini tentu bukan tanpa sebab.
Mengingat kembali 'track record' FPI kita masih ingat aksi sweeping atribut
natal di beberapa pusat perbelanjaan yang berujung pencekalan dari banyak
pihak. belum lagi aksi pengancaman atas kelangsungan pernikahan pasangan non
muslim 2010 silam yang sangat bertolak belakang dengan apa yang mereka lakukan
beberapa saat lalu.
Juga aksi FPI mengepung gereja di bekasi 2014 silam, bukan hanya non
muslim, FPI juga seringkali melakukan aksinya terhadap muslim, seperti aksi
pembakaran warung makan milik seorang Ahmadiyah dan pembakaran markas Ahmadiyah
di Makasar
Belum lagi pembubaran diskusi lintas agama di Surabaya, pelarangan Seminar
Korban 1965, pernyataan FPI atas hukuman mati bagi anggota GAFATAR.
Sebenarnya masih banyak lagi aksi aksi intoleran lain tetapi kita kembali
ke pertanyaan pokok diawal "Apakah tindakan FPI di aksi 112 perlu
diapresiasi?".
Pertanyaan ini terlintas oleh saya melihat terlalu dibesar besarkannya aksi
ini, dan aksi ini juga tidak biasanya dilakukan oleh FPI yang terkenal akan
aksi 'intoleran' dan anarkisnya.
Apa latar belakang dibalik aksi kemarin? "Apakah ini sebuah usaha
untuk menaikan citra yang sudah terlanjur buruk di mata masyarakat?" atau
murni merupakan sebuah perubahan atas komentar komentar pedas masyarakat selama
ini yang ditujukan kepada FPI?
pertanyaan ini memang tidak bisa terjawab sekarang, kalau aksi kemarin
memang murni dari FPI tanpa maksud tertentu tentu untuk kedepan seharusnya kita
bisa melihat aksi aksi serupa yang dilakukan FPI.
Tetapi apresiasi 'netizen' yang memuji aksi ini patut untuk dipertanyakan,
apakah dengan tidak melarang pasangan non muslim untuk menikah adalah sebuah
perbuatan yang patut untuk diapresiasi dengan berlebihan seperti ini?
Sebagai perumpamaan tentu kita tidak perlu mengapresiasi seseorang karena
tidak menganiaya orang lain, atau tidak perlu mengapresiasi seseorang karena ia
tidak membunuh orang lain. Yang saya lihat tidakan FPI pada 112 silam adalah
sebuah bentuk keharusan bukan tindakan yang perlu diapresiasi secara berlebihan
seperti ini.
wah nikahnya dipasin ama demo niih bisa jadi kenangan dong hehe
BalasHapusPatut di apresiasi namun ada sedikit masukan,mndengar kabar ada wartawan metro tv yg dipukul dan di ludahi sama peserta demo, mohon jgn trlalu arogan krna muslim yg saya tau cinta damai, santun dan ramah jdi tdk elok jika ada kekerasan yg tak wajar.
BalasHapusapresiasi sih boleh boleh aja, cuma yang saya lihat di sosial media itu terlalu dibesarbesarkan. (y)
HapusHahah jadi gampang di ingat gan
BalasHapusfpi mah perusak bangsa..
BalasHapusyang perlu dikedepankan sikap toleransi, menghargai sesama. bhineka tunggal ika, indahnya kebersamaan.. indah ya gan kalo dunia ini akur hehe
BalasHapusSip bro, jangan ada yang merasa berkuasa atas yang lainnya (y)
Hapusduh fpi memang perusak bangsaa tuhh
BalasHapuskenangan terindah ya nikah di kawal FPI ditambah pas lagi demo pula
BalasHapusBeuh keren juga ini !
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusmenurut saya hal tersebut haruslah kita apresiasi sebagai bentuk saling toleransi. Lebih baik kita tidak saling menjatuhkan agar keutuhan tetap terjalin dengan baik. Marilah kita lihat apapun bukan hanya dari satu sisi agar kita lebih paham matursuwun(hanya berpendapat hehe)
BalasHapusketat banget dah
BalasHapus