Dalam etika perdebatan kita dilarang untuk melakukan sesat logika Ad Hominem, tapi sebenarnya apa sih Ad Hominem itu?
Ad Hominem tergolong dalam 'logical fallacy' atau sesat pikir, dari sekian banyak jenis sesat pikir Ad Hominem merupakan salah satu paling umum dan tidak sulit untuk menemukannya. Secara bahasa sesat pikir sendiri adalah Kesalahan yang terjadi dalam aktivitas berpikir karena penyalahgunaan bahasa atau materi.
Sedangkan Ad Hominem adalah sesat pikir yang mana argumen yang seseorang berikan tidak tertuju pada topik perdebatan atau yang sedang dibicarakan, melainkan menuju lawan argumen untuk menjatuhkan argumen lawan. Biasanya argumen ini menyerang pribadi, karakter, atau menunjukan sifat negatif dari lawan bicara untuk menunjukan argumennya salah.
Contohnya adalah :
- Budi masih SMP maka pendapatnya salah, dan gurunya selalu benar.
- Freedie Mercury adalah homoseksual, maka karya karya musiknya buruk
- Carl Sagan adalah seorang pemakai ganja, maka buku bukunya ngawur
Dari 3 contoh Ad hominem diatas ketiganya sudah pasti salah, pertama Budi masih SMP maka pendapatnya salah, seperti yang dituliskan diatas, argumen ini berusaha membantah argumen Budi dengan alasan dia masih SMP maka argumennya pasti salah, seharusnya untuk membantah argumen Budi harus menunjukan kesalahan dalam argumen, bukan siapa yang menyampaikan.
Ad Hominem juga terbagi 2 yaitu Ad Hominem abusif dan sirkumstansial.
- Ad Hominem AbusifSesuai namanya Ad Hominem Abusif adalah jenis Ad Hominem yang menyerang manusianya secara langsung dan biasanya tertuju pada rupa fisik. Contohnya :
Dalam ajang pencarian bakan menyanyi dari 3 kontestan dipilih B karena ia memiliki rupa yang cantik.
Kesesatan dalam argumen diatas adalah alasan si juri menentukan pemenang berdasarkan rupa kontestan bukan berdasarkan kualitas suara tiap tiap kontestan.
- Ad Hominem Sirkumstansial
Ad hominem tipe kedua ini adalah jenis Ad Hominem yang menitikberatkan adanya kaitan antara lingkungan hidup, keyakinan dan argumen seseorang, baik itu Agama atau ras. Contohnya adalah sebagai berikut :
2 Orang Muslim dan Kristen berdebat mengenai "Apakah Isa adalah seorang Nabi atau Tuhan?"
Argumentasi diatas tidak akan pernah menemui titik temu karena perbedaan keyakinan dari 2 orang yang beradu argumen. Contoh lainnya adalah :
Argumen A salah karena dia bukan muslim.
Kesesatan dalam argumen diatas adalah alasan bantahan dari argmuen A yang menggunakan latar belakang keyakinan seseorang dalam tolak ukur untuk menentukan benar tidaknya argumen seseorang.
Dalam beberapa kasus Ad Hominem tidak selalu keliru bahkan sah untuk dilakukan, tetapi biasanya ditemukan tidak pada Argumentasi tetapi pada Pernyataan Fakta atau pemberian kesaksian.
Dalam pernyataan fakta dalam persidangan misalnya penyelidik bisa menggunakan ada tidaknya motif atau latar belakang orang yang memberi kesaksian untuk menentukan apakah orang tersebut bersalah atau tidak.
Adakalanya kita menghindari sesat logika dalam memberikan argumen atau membantah argumen seseorang, karena pada umumnya benar tidaknya argumen seseorang tidak bergantung pada latar belakang keyakinan seseorang, ataupun rupa fisiknya semata.
Sekian.
Sumber :
Wah mksh info nya
BalasHapus