Gereja Santo Yusuf atau Gereja Gedangan di Semarang |
Pada pembahasan sebelumnya mengenai Keberagaman Kepercayaan di Indonesia : Islam kali ini kita akan membahas agama Katolik. Berdasarkan pada data sensus penduduk tahun 2010, jumlah pemeluk agama Katolik di Indonesia hanya sebersar 3% dari jumlah penduduk total waktu itu yakni 237.641.326 jiwa. Jumlah 3% ini pun tersebar luas di seluruh wilayah Indonesia dengan wilayah mayoritasnya yaitu Papua, NTT/NTB, dan Kalimantan Barat.
Kapan dan bagaimana Katolik masuk Indonesia
Berdasarkan pada sumber yang ada, banyak orang menyebutkan bahwa agama Katolik pertama kali masuk ke wilayah Indonesia lewat kedatangan bangsa Portugis. Wilayah yang pertama kali dikunjungi ialah Kepulauan Maluku yakni sekitar tahun 1534. Memang pada abad ke-16 beberapa bangsa Eropa termasuk Portugis mulai memperluas pengaruhnya di daerah Asia, Afrika, dan Amerika Selatan dengan semangat 3G (Glory, Gold, Gospel). Semangat ini juga dihidupi oleh seorang misionaris bernama Fransiskus Xaverius sehingga pada rentang waktu 1546-1547 ia berhasil membaptis beberapa ribu penduduk di Kepulauan Maluku.
Perkembangan agama Katolik di Indonesia sempat terhambat karena masuknya VOC ke Sulawesi Utara dan Maluku. Waktu itu, pihak VOC mulai menerapkan kebijakan yang membatasi dan melarang penyebaran agama Katolik. Wilayah yang paling terkena dampaknya ialah Sulawesi Utara, Flores dan Timor (Timor Leste). Seiring melemahnya pengaruh VOC dikarenakan masalah internal pelarang penyebaran Katolik pun dihentikan.
Setelah dibubarkannnya VOC dan terjadi perombakan besar besaran pada perpolitikan Belanda dikarenakan kenaikan tahta Raja Louis yang merupakan kerabat Napoleon Bonaparte seorang Katolik, membawa pengaruh positif pada perkembangan Katolik di Indonesia dengan dibawanya semangat revolusi perancis "liberte, egalite, fraternite" (Kebebasan, kesetaraan dan persaudaraan) dan menerapkan kebebasan dalam beragama di Nusantara pada saat itu. Kekalahan Napoleon pada 1815 serta berkuasanya Jendral Daendels di Indonesia sedikit mempersulit perkembangan katolik diindonesia walaupun kebebasan beragama masih dilaksanakan.
Agama Katolik mulai menyebar di Jawa (Jawa Tengah) sekitar tahun 1896 dengan bantuan Frans van Lith yang waktu itu membaptis warga sekitar. Pada tanggal 15 Desember 1904, sebanyak 178 orang Jawa dibaptis di Semangung, Muntilan, Magelang. Pada tahun 1911 Frans van Lith juga mendirikan Seminari Tinggi untuk mendidik calon misionaris. Tujuh tahun berselang, sekolah-sekolah Katolik yang ada dikumpulkan menjadi satu yayasan yaitu Yayasan Kanisius. Pada permulaan abad ke-20 ini gereja Katolik memang sedang berkembang pesat.
Bagaimana Perkembangan Katolik di Indonesia sampai saat ini?
Agustinus Adisoetjipto |
Perkembangan Katolik di Indonesia pada awal era perjuangan kemerdekaan banyak dari para pahlawan merupakan penganut katolik antara lain Adisucipto yang mendirikan sekolah penerbangan di Yogyakarta yang nantinya diabadikan menjadi nama Bandara Adisucipto untuk mengenang jasanya. Pada era orde lama Katolik semakin berkembang walaupun kurang dekat dengan pemerintah karena besarnya pengaruh komunisme yang dinilai bertentangan dengan ajaran Katolik.
Pada era orde baru pasca pemberontakan dari PKI pada 1965 gereja Katolik ikut andil dalam proses pembangunan bangsa yang saat itu dalam kondisi porak poranda, gagal panen dimana mana dan kelaparan semakin meningkat dengan memberikan sumbangan dan obat obatan yang diperoleh dari sesama Katolik dari luar negri. Ungkapan kasih dari gereja ini mendapat tanggapan positif dari banyak masyarakat dan banyak dari mereka memberikan diri untuk dibaptis sehingga Katolik semakin berkembang. Perkembangan jumlah Katolik d
an Kristen pada saat itu menyebabkan permusuhan dan tuduhan "pengkristenan"
di Era Reformasi sampai saat ini jumlah pemeluk Katolik sudah mencapai kurang lebih 200 juta jiwa atau sekitar 3 persen dari seluruh penduduk Indonesia, saat ini selain di wilayah Papua dan NTT/NTB, umat katolik dengan jumlah yang signifikan juga dapat dijumpai di daerah Jawa Tengah yakni kawasan sekitar Muntilan, Magelang, Klaten serta Yogyakarta.
oleh : Benediktus Aji
0 komentar:
Posting Komentar