Beberapa hari yang lalu telah terjadi demo besar besaran yang terjadi di ibukota kita Jakarta tepatnya 4 November 2016 yang lalu. Demo ini menuntut Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau biasa dipanggil Ahok untuk segera diadili atas pernyatannya yang diduga menistakan salah satu ayat alquran. Hasil dari demo
tersebut diadakannya sidang pengusutan kasus Penistaan agama tersebut pada selasa 15 November mendatang dan akan dilaksanakan secara terbuka.
Akar permasalahan ini bermula ketika kunjungan Ahok ke kepulauan seribu, disana beliau mengucapkan kata kata yang akhirnya transkripnya diubah oleh pihak yang tidak bertanggung jawab. Pengubahan trasnkrip inilah yang menyulut amarah Muslim dan akhirnya turun ke jalan pada 4 November silam
'..Dibohongi pakai surat almaidah ayat 51.." (1)
begitulah kira kira kata yang diucapkan ahok saat kunjungannya ke kepulauan seribu, tetapi transkrip tersebut malah diubah menjadi
'..Dibohongi surat almaidah ayat 51.." (2)
walaupun yang diubah cuma kata "pakai" tetapi artinya memiliki perbedaan yang sangat mencolok dan dapat menyebabkan isu SARA.
Kalimat pertama mengandung arti kalau ada "oknum" yang menggunakan surat almaidah ayat 51 untuk membohongi para pemilih di pemilihan gubernur mendatang, atau dengan kata lain ada orang yang berbohong bukan surat almaidah ayat 51 yang berbohong
Sama seperti ketika ada sebuah razia yang dilakukan oleh polisi gadungan yang "pakai" seragam polisi, kita sama sama tau kalau kepolisian adalah badan yang memiliki fungsi untuk menegakkan keadilan tetapi disalahgunakan oleh oknum dengan menggunakan seragam kepolisian dan mengadakan razia, maka kalimat "Dibohongi pakai seragam polisi" tepat untuk kronologi ini, tapi apa seragamnya yang berbohong?
Atau kasus Kanjeng Dimas sebelumnya yang mendirikan padepokan dan melakukan penipuan yang "memakai" agama sebagai kedoknya, bisa kita lihat banyaknya korban dari Kanjeng Dimas dan berapa banyak uang yang berhasil ia kumpulkan hanya dengan kebohongan berkedok agama, tapi apa agama adalah sebuah kebohongan?
Sedangkan kalimat kedua mengatakan dengan jelas kalau surat almaidah ayat 51 itu adalah ayat pembohong dan muslim mana yang tidak akan marah ketika kitab sucinya dikatakan kitab yang berisi kebohongan?
Jadi menurut pendapat saya Basuki Tjahaja Purnama tidak bermaksud untuk menghina alquran dan memang tidak melakukannya, yang dia lakukan adalah menyindir "pihak" yang menyalahgunakan ayat ayat alquran karena agama adalah topik yang sangat sensitif.
Sabtu, 12 November 2016
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
kita lihat saja hukum di Indonesia bagaimana gan
BalasHapusKalau Dipikir-pikir lagi gan, kalau ngomong itu harus bisa jaga omongan dan mikir, sebab dia ngomong gitu nantik apa gitu, jangan asal main ceplas ceplos aja, tapi itu semua saya serahin ama Allah SWT, dia yang maha kuasa atas segala-galanya :)
BalasHapus